Sabtu, 19 April 2025 | 05:33 WIB

Delegasi Internasional Tersentuh, Semangat Asia Afrika Hidup Kembali di Bandung

foto

BANDUNG, indoartnews.com – Menjelang peringatan 70 tahun Konferensi Asia Afrika (KAA) pada 2025, Kota Bandung kembali menegaskan posisinya sebagai simbol semangat solidaritas negara-negara Asia dan Afrika. Wali Kota Bandung, Muhammad Farhan, secara resmi menerima kunjungan delegasi Foreign Policy Community of Indonesia (FPCI) di Balai Kota Bandung, Kamis, 17 April 2025. Kunjungan tersebut menjadi bagian dari rangkaian reflektif yang sarat makna. Selama tiga hari dua malam, para delegasi internasional berdiskusi dan menelaah kembali nilai-nilai yang terkandung dalam “Semangat Bandung” yang dicetuskan dalam KAA tahun 1955.

“Meski tahun ini tak ada peringatan resmi, Bandung tetap membuka diri sebagai tuan rumah bagi siapa pun yang ingin merayakan dan mengenang momen bersejarah ini,” kata Farhan.@ Ia menegaskan bahwa semangat KAA masih hidup, terutama dalam konteks perjuangan kemerdekaan yang belum selesai. “Kita masih memiliki satu utang sejarah, yaitu kemerdekaan Palestina. Karena itu, kita memiliki Palestine Walk, yang diresmikan pada 2018, sebagai simbol solidaritas,” ujar Farhan.

Sebagai bentuk nyata dari semangat tersebut, Pemkot Bandung akan menggelar berbagai kegiatan bertajuk “Bandung Ibu Kota Asia Afrika” mulai 19 April hingga 25 September 2025. Agenda tersebut mencakup pertunjukan seni, konser musik, Festival Asia Afrika, Run for Humanity, lomba renang, hingga berbagai kegiatan komunitas yang melibatkan warga di seluruh penjuru kota.

Founder FPCI, Dino Patti Djalal, mengungkapkan bahwa kunjungan ini memberikan kesan emosional yang mendalam bagi para delegasi.

“Saya hampir menangis. Delegasi dari Swedia, Turki, dan lainnya sangat tersentuh, karena menyadari bahwa dari Bandung, Indonesia pernah menjadi pelopor perubahan dunia,” ujar Dino.

Ia menambahkan, di tengah dinamika global yang semakin penuh ketegangan, semangat Bandung justru semakin relevan. “Kami bahkan melibatkan Jerman, negara Barat, dalam kegiatan ini. Dunia sedang kacau. Tapi semangat Bandung bisa menjadi panduan moral bagi perdamaian dan solidaritas,” katanya.

Sementara itu, mantan Menteri Luar Negeri Mesir, Nabil Fahmy, menyampaikan rasa hormatnya bisa hadir di Kota Bandung.

“Ini pengalaman yang sangat bermakna. Semangat Bandung menekankan tanggung jawab kita untuk membangun masa depan bersama,” ujarnya.

Dengan rentetan agenda budaya, diplomatik, dan historis yang akan berlangsung hampir lima bulan, Bandung siap menjadi panggung utama dalam merayakan nilai-nilai kemanusiaan dan persatuan yang diwariskan dari Konferensi Asia Afrika.**