Rabu, 26 Maret 2025 | 08:05 WIB

Pemkot Bandung Berkomitmen Jaga Hutan Babakan Siliwangi Lestari

foto

KOTA BANDUNG, indoartnews.com - Wali Kota Bandung Muhammad Farhan menegaskan, Pemerintah Kota (Pemkot) Bandung berkomitmen menjaga kelestarian hutan kota Babakan Siliwangi (Baksil) sambil mencari solusi terbaik menyangkut keberadaan Tempat Pengolahan Sampah Terpadu (TPST) di kawasan tersebut.

Wali Kota menegaskan hal itu saat meninjau langsung lokasi dan berdialog dengan para seniman serta budayawan yang merasa terganggu dengan keberadaan TPST di kawasan Babakan Siliwangi, Senin (24/3/2025).

Farhan menegaskan, keberadaan TPST saat ini masih sangat penting bagi Kota Bandung, terutama menghadapi lonjakan sampah menjelang Lebaran. Kendati demikian ia juga memahami kegelisahan para seniman dan budayawan yang menganggap TPST mengganggu fungsi Baksil sebagai ruang berkesenian dan konservasi alam.

"Sebagai pengelola kota, saya harus membaca dan menangkap kegelisahan masyarakat. Para seniman dan budayawan melihat Baksil sebagai rumah berkarya, berekspresi dan berkontemplasi," ucapnya.

Maka, katanya, ketika ada TPST yang dianggap menganggu, ini menjadi perhatiannya. Kunjungan ke Baksil ini bertujuan demi pemahaman yang sama. Berada dalam satu frekuensi, imbunya, seraya menyebutkan, solusi jangka panjang akan dicarikan agar keberadaan TPST tidak bertentangan dengan fungsi hutan kota.

"Dalam lingkungan sebagus ini harus ada upaya pengolahan sampah yang lebih berbudaya. Kita harus memikirkan inovasi agar pengelolaan sampah tetap berjalan tanpa mengorbankan estetika dan keberlanjutan lingkungan.

Sebagai bentuk keterlibatan dalam dialog kreatif, Farhan pun diajak seniman Tisna Sanjaya untuk merespon persoalan ini melalui sketsa. Ia pun berjanji akan terus berkomunikasi dengan para seniman dan masyarakat untuk mencari solusi terbaik.

"Saya sengaja memberi tanggal pada sketsa ini sesuai dengan hari ini sebagai bentuk komitmen bahwa tahun ini kita akan berupaya memperbaiki bersama," tambahnya.

Dalam pada itu seniman Tisna Sanjaya mengatakan, keresahan yang dirasakannya atas dampak keberadaan TPST yang dianggap merusak estetika dan mereduksi fungsi hutan kota. "Baksil ini bagian budaya dan sejarah Sunda. Sampah harus ditempatkan di lokasi yang lebih sesuai. Bukan di sini" katanya.

Sementara, Kepala Dinas Lingkungan Hidup (DLH) Kota Bandung Dudi Prayudi menjelaskan, TPST Baksil saat ini mampu mengolah sekitar 5 ton sampah per hari dengan sebagian diolah menjadi Refuse Derived Fuel (RDF) untuk industri tekstil. Kapasitas itu masih jauh dari cukup untuk mengatasi produksi sampah kota yang mencapai 1.000 ton per hari. "Setiap tahun, tren sampah selalu meningkat menjelang Lebaran. Ini tantangan bagi kami karena selain keterbatasan TPST, kapasitas pengolahan di TPA juga terbatas," ucapnya.

Karena itu pihaknya harus mencari solusi alternatif agar sampah tidak menumpuk dan menciptakan dampak lingkungan yang lebih buruk," katanya.

Saat ini Kota Bandung memiliki 5 TPST yang beroperasi masing masing Babakan Siliwangi, Tegallega, Nyengseret, Cicukang dan Gedebage.**

Editor : H. Eddy D