Senin, 27 Januari 2025 | 16:50 WIB

Bandung Raih Indeks Tertinggi Smart City, Optimis Tanpa Blankspot

foto

BANDUNG, indoartnews.com – Pemerintah Kota Bandung terus berkomitmen menjadikan kota ini sebagai percontohan Smart City di Indonesia. Setelah 11 tahun menerapkan konsep berbasis teknologi, berbagai penghargaan tingkat nasional dan internasional telah diraih, termasuk predikat tertinggi dalam Indeks Smart City 2024 dengan skor 3,93.

Kepala Diskominfo Kota Bandung, Yayan A. Brilyana, dalam wawancaranya di kanal YouTube Basa Basi Podcast Pokja PWI Kota Bandung pada Rabu (22/1/2025), menyampaikan keberhasilan Kota Bandung dalam menciptakan lingkungan digital yang adaptif dan berdaya saing tinggi.

“Kita melihat masyarakat Bandung adalah masyarakat yang melek digital. Berdasarkan IMDI (Indeks Masyarakat Digital Indonesia), Bandung memiliki masyarakat yang paling melek digital di Indonesia,” ungkapnya.

Strategi Menuju Smart City

Yayan memaparkan tiga strategi utama yang diterapkan Pemkot Bandung untuk mewujudkan Smart City, yaitu:

1. Pengembangan SDM: Meningkatkan kompetensi sumber daya manusia dalam teknologi digital.

2. Infrastruktur Fisik dan Digital: Membangun jaringan tanpa zona blankspot di seluruh wilayah.

3. Regulasi Pendukung: Merancang kebijakan yang mendorong percepatan digitalisasi.

Konsep Smart City Bandung juga melibatkan kerja sama dengan berbagai elemen melalui pendekatan pentahelix, yaitu pemerintah, akademisi, swasta, komunitas, dan media massa. “Di Bandung, pembangunan tower jaringan dilakukan pihak swasta, sementara kami fokus pada pemanfaatan teknologi digital yang inovatif,” ujar Yayan.

Inovasi Digital dan Tantangan

Salah satu pencapaian penting Pemkot Bandung adalah meraih skor tertinggi Sistem Pemerintahan Berbasis Elektronik (SPBE) dari Kementerian PAN-RB dengan nilai 4,59. Transformasi digital ini telah mengurangi biaya operasional, seperti alat tulis kantor, cetakan pamflet, hingga tenaga administrasi.

Namun, tantangan ke depan adalah menyediakan jaringan internet gratis bagi masyarakat. “Kami sedang memikirkan bagaimana pemerintah bisa memberikan free Wi-Fi untuk masyarakat. Selain meringankan beban, ini juga bisa meningkatkan pendidikan dan perekonomian,” harap Yayan.

Transformasi Digital untuk Efisiensi

Menurut Yayan, penerapan Smart City tidak hanya untuk menciptakan kota yang canggih, tetapi juga untuk meminimalkan masalah perkotaan. “Smart City itu bukan berarti kota tanpa macet atau tanpa kejahatan, tapi bagaimana teknologi membantu mengurangi dampak masalah tersebut,” jelasnya.

Pengurangan tenaga administratif di pemerintahan menjadi salah satu langkah efisiensi. Kini, Pemkot Bandung lebih banyak menggunakan tenaga ahli di bidang grafis, analisis, dan pengembangan aplikasi. Teknologi seperti kecerdasan buatan (AI) juga mulai diadopsi untuk mendukung kerja pemerintahan.

“Teknologi memang mahal di awal, tetapi akan mengefisienkan waktu, biaya, dan tenaga di masa depan,” tutup Yayan. Pemkot Bandung optimis dapat terus mengembangkan konsep Smart City dengan memanfaatkan teknologi untuk meningkatkan pelayanan publik dan kesejahteraan masyarakat.**