BANDUNG, indoartnews.com – Jumlah kejadian kebakaran di Kota Bandung menunjukkan penurunan pada 2024. Data dari Dinas Kebakaran dan Penanggulangan Bencana (Diskar PB) Kota Bandung mencatat sebanyak 350 kasus kebakaran sepanjang tahun, lebih rendah dibandingkan tahun sebelumnya yang mencapai 352 kasus.

Kabid Pencegahan Diskar PB Kota Bandung, Kurniawan Yusuf, mengungkapkan bahwa penyebab utama kebakaran masih didominasi oleh kelalaian masyarakat dalam penggunaan listrik dan gas. "Sebagian besar kebakaran terjadi di kawasan permukiman. Faktor utama adalah cara penggunaan gas dan listrik yang tidak aman," ujar Kurniawan saat ditemui di Balai Kota Bandung, Rabu (8/1/2024).

Meski angka kebakaran menurun, Diskar PB masih menghadapi kendala dalam penanganan insiden, salah satunya adalah keterlambatan informasi dari warga. "Petugas sering kali tiba di lokasi saat api sudah membesar. Hal ini tentu menyulitkan proses pemadaman," jelasnya.

Untuk mencegah kejadian serupa, Diskar PB gencar melakukan sosialisasi dan edukasi kepada masyarakat. Salah satu langkah strategisnya adalah membentuk relawan kebakaran di 55 kelurahan. Relawan ini diberdayakan untuk memberikan edukasi serta menangani kebakaran pada tahap awal.

Selain itu, Diskar PB juga telah memasang lebih dari 300 instalasi pompa portabel di berbagai wilayah untuk mendukung penanganan cepat oleh warga. "Pompa portabel ini sangat membantu masyarakat memadamkan api sebelum meluas. Ke depan, kami akan memperluas program pembentukan relawan dan pemasangan pompa di lebih banyak wilayah," tambah Kurniawan.

Diskar PB Kota Bandung berkomitmen untuk terus menekan angka kebakaran melalui pendekatan edukasi, pembinaan relawan, dan peningkatan infrastruktur pemadam kebakaran. Menurut Kurniawan, kesadaran masyarakat dalam menjaga keamanan penggunaan gas dan listrik menjadi kunci utama dalam mencegah kebakaran.

"Dengan kerja sama yang baik antara masyarakat dan pemerintah, kami optimistis angka kebakaran di Kota Bandung dapat terus menurun di masa mendatang," pungkasnya.**