![foto](https://indoartnews.com/media/original/231205213759-flowe.jpg)
BANDUNG, indoartnews.com ~ Institut Seni Budaya Indonesia (ISBI) Bandung bersinergi dengan Guangxi Arts University dari China dalam penyelenggaraan pertunjukan musik etnik bertajuk "Together With Ethnic Music Concert," yang diselenggarakan Senin malam (4/12/2023) di Gedung Kesenian Sunan Ambu ISBI Bandung, jalan Buah Batu No.212 Kota Bandung.
Pertunjukan tersebut Berhasil memikat perhatian ratusan penonton, kolaborasi musik antara ISBI Bandung dan Guangxi Arts University dihadirkan dengan sentuhan yang unik dan sangat menghibur.
Usai pertunjukan, Rektor ISBI Bandung, Dr. Retno Dwimarwati, S.Sen., M.Hum., memberikan keterangan kepada media, mengungkapkan bahwa kerjasama antara ISBI Bandung dan Guangxi Arts University telah terjalin sejak tahun 2015. "Pihak ISBI Bandung telah mengirimkan perwakilannya ke China, seperti Lili, Iyus, Yosep, dan Rendi yang hingga kini menjadi pengajar di Guangxi Arts University," paparnya.
Lebih lanjut, Dr. Retno Dwimarwati menegaskan bahwa kegiatan ini merupakan bagian dari program tahunan antara ISBI Bandung dan Guangxi Arts University. "Selain itu, terdapat juga festival musik se-Asia yang diadakan di China, sehingga kerjasama ini menjadi semakin vital," imbuhnya.
Rektor ISBI Bandung juga mengungkapkan bahwa baru-baru ini, Prof. Endang dikirim ke China untuk mengikuti festival tari. "Kehadiran para pemain musik dari Mahasiswa dan Mahasiswi Guangxi Arts University di ISBI Bandung menjadi momen bersejarah yang membanggakan," ungkapnya.
"Saat ISBI Bandung berkunjung ke Guangxi Arts University, mereka tidak hanya tampil tetapi juga menggelar pameran," tambahnya.
Dalam pertunjukan kolaborasi ini, Dr. Retno menyampaikan tujuan dari kerjasama antara ISBI Bandung dan Guangxi Arts University.
"Kami ingin menunjukkan kekuatan etnik dari berbagai tempat, bahwa musik etnik mampu membangun kolaborasi dan kerjasama lintas negara," kata Dr. Retno.
Namun, ia menegaskan pentingnya menyadarkan generasi muda bahwa musik etnik tetap relevan dan bisa diapresiasi dengan berbagai cara. "Musik etnik bukanlah sesuatu yang kuno, ketinggalan zaman, atau kampungan," tegasnya.
"Pertunjukan musik etnik ini memberikan inspirasi kepada kita semua, menunjukkan bahwa musik rakyat dan tradisional dari berbagai negara dapat dikolaborasikan dengan cara yang menarik," ungkap Dr. Retno Dwimarwati.
Pada pertunjukan tersebut, Mahasiswa dan Mahasiswi ISBI Bandung dari jurusan Karawitan bergabung dengan para Mahasiswa dan Mahasiswi Guangxi Arts University, menghadirkan harmoni musik etnik dengan alat musik tradisional khas masing-masing negara.
Pertunjukan yang berlangsung hampir dua jam ini berhasil menciptakan atmosfera magis, terutama ketika para penampil membawakan lagu Ayam Den Lapeh.**