Sabtu, 16 November 2024 | 00:49 WIB

Bandung AIDS Coalition Minta Dukungan Komisi D untuk Tanggulangi HIV di Kota Bandung

foto

Bandung AIDS Coalition melakukan audiensi dengan Komisi D DPRD Kota Bandung, di Ruang Rapat Komisi D, Selasa, 5 November 2024. Ariel/Humpro DPRD Kota Bandung.

BANDUNG, indoartnews.com ~ Bandung AIDS Coalition (BAC) menggelar audiensi dengan Komisi D DPRD Kota Bandung di Ruang Rapat Komisi D pada Selasa, 5 November 2024. Ketua Komisi D, Iman Lestariyono, bersama sejumlah anggota dewan dan pejabat kesehatan, termasuk dari Dinas Kesehatan Kota Bandung dan Komisi Penanggulangan AIDS, turut hadir dalam pertemuan tersebut. Audiensi juga diikuti oleh beberapa anggota dewan secara telekonferensi.

Perwakilan BAC, Andri, memaparkan bahwa Kota Bandung menjadi wilayah dengan kasus HIV tertinggi di Jawa Barat. Secara nasional, Jawa Barat juga tetap berada di lima besar provinsi dengan kasus HIV tertinggi. Andri menekankan bahwa data ini merupakan hasil kerja kolaboratif antara BAC, Dinas Kesehatan, dan Komisi Penanggulangan AIDS Kota Bandung, yang mampu mengidentifikasi banyak kasus.

“Di satu sisi, ini membuka fenomena gunung es, sehingga masalah bisa diatasi. Namun, situasi ini menuntut penanggulangan yang lebih intensif. Kami membutuhkan pendekatan yang komprehensif dan dukungan dari berbagai pihak,” ujarnya.

BAC merupakan jaringan yang terdiri dari 16 organisasi di Bandung, yang aktif dalam penanggulangan HIV melalui berbagai program, mulai dari pendampingan, penyuluhan, hingga perlindungan dari diskriminasi terhadap pengidap HIV dan kelompok rentan lainnya. Menurut BAC, banyak pengidap HIV di Bandung masih menghadapi diskriminasi dan kekerasan, terutama mereka yang berasal dari populasi kunci, seperti transgender, pengguna narkotika, laki-laki yang berhubungan seksual dengan laki-laki, dan pekerja seks perempuan.

Selain mendampingi mereka yang rentan terhadap HIV, BAC juga berfokus pada kepatuhan pengidap HIV dalam menjalani pengobatan antiretroviral (ARV) secara rutin. Hal ini, menurut BAC, dapat mengurangi risiko penularan.

“Melalui pertemuan ini, kami berharap ada dukungan dari dewan untuk mendorong lahirnya peraturan daerah atau pembaruan regulasi terkait penanganan HIV, yang merujuk pada pedoman terbaru Kementerian Kesehatan. Kami juga berharap adanya upaya anti-diskriminasi terhadap pengidap HIV agar stigma negatif terhadap mereka bisa berkurang,” jelas Andri.

Ketua Komisi D DPRD Kota Bandung, Iman Lestariyono, menyatakan bahwa pihaknya memandang isu kesehatan, khususnya terkait HIV, sebagai hal yang perlu mendapat perhatian serius. Ia menegaskan bahwa kegiatan BAC yang positif ini layak mendapat dukungan dari Pemerintah Kota Bandung.

“Pengidap HIV ini tidak hanya dari pergaulan yang berisiko, tetapi juga ada yang terinfeksi sejak lahir. Dengan angka kasus baru mencapai 300 per tahun, pemerintah harus memperkuat basis data penularan dan memperkecil potensi penyebarannya. Kita juga bisa menggandeng pemuka agama lintas agama untuk memberikan edukasi kepada masyarakat,” pungkasnya.**