Sabtu, 19 April 2025 | 15:37 WIB

Erwin : Halal Bihalal Bagian Penting Penyempurnaan Ibadah Ramadan

foto

KOTA BANDUNG, indoartnews.com - Erwin Wakil Wali Kota Bandung menyatakan, halal bihalal itu bagian penting penyempurnaan ibadah Ramadan. Sebulan penuh umat Islam menunaikan shaum dan memperkuat hubungan dengan Allah.

Penegasannya itu ia kemukakan saat silaturahim halal bihalal di halaman dan ruang utama Masjid Agung Buahbatu jalan Margacinta, Jum'at 11 April 2025.

Dikatakannya, setelah ibadah shaum, saatnya untuk memperbaiki hubungan dengan sesama melalui halal bihalal. "Halal bihalal ini bukan hanya budaya atau kebiasaan setelah Lebaran saja melainkan juga momen untuk pembersihan hati. Siapa yang memaafkan kesalahan orang lain Allah janjikan balasan surga," jelas Erwin.

Dijelaskannya, istilah halal bihalal pertama kali dicetuskan oleh K.H.Wahab Hasbullah, ulama besar Nahdlatul Ulama sebagai cara untuk merekatkan kembali persatuan umat Islam setelah konflik.

"Jadi maknanya bukan hanya sosial tapi juga spiritual. Ini jalan untuk meraih ampunan Allah dengan memaafkan sesama," ucap Erwin.

Dikatakannya, setelah shalat Id, Rasulullah tiba tiba mengucapkan 3 kali aamiin. Para sahabat bertanya dan Rasul menjawab bahwa malaikat Jibril membisikkan 3 do'a yang harus diaminkan, jelasnya.

Dikatakannya, ada tiga golongan yang do'anya yang tidak diterima. Pertama, anak yang durhaka kepada orang tuanya karena ridlo Allah bergantung pada ridlo orang tua. Ke-2, isteri yang durhaka pada suami. Karena taat pada suami bagian dari ketaatan kepada Allah. Ke-3, muslim yang tidak memaafkan saudaranya sesama muslim. Karena Islam sangat menjunjung tinggi ukhuwah dan persaudaraan.

"Ini menjadi pelajaran besar kita semua. Apakah sebelum shaum sudah meminta maaf kepada orang tua kita ? Kepada pasangan ? Kepada tetangga yang mungkin pernah kita sakiti ?" Tuturnya.

Pada akhir tausyiahnya, Erwin mengajak seluruh hadirin untuk menjadikan halal bihalal sebagai momen pembersihan jiwa, pembuka pintu maaf dan pemutus rantai dendam.

Acara dilanjutkan dengan dialog terbuka antara masyarakat, ulama dan Wakil Wali Kota. Warga diberi kesempatan menyampaikan aspirasi pertanyaan mau pun harapan mereka untuk Kota Bandung ke depan.**

Editor : H. Eddy D