Senin, 10 Maret 2025 | 02:58 WIB

Wali Kota Bandung Dorong Pembangunan Berkelanjutan Berbasis Inovasi dan Keimanan

foto

BANDUNG, indoartnews.com - Wali Kota Bandung, Muhammad Farhan, memaparkan konsep pembangunan berkelanjutan yang mengedepankan inovasi, keimanan, dan kepedulian lingkungan dalam sesi Inspirasi Ramadan di Masjid Salman ITB, Minggu, 9 Maret 2025.

Dalam pemaparannya, Farhan menyoroti berbagai tantangan yang dihadapi Kota Bandung, mulai dari masalah sampah dan banjir hingga upaya menjaga keseimbangan antara inovasi, budaya, dan spiritualitas dalam menciptakan kota yang lebih layak huni.

"Bandung ini kota kecil, tapi tantangannya luar biasa. Sebagai ibu kota provinsi, beban kota ini sangat besar. Kita tidak hanya berbicara soal budaya dan kreativitas, tetapi juga bagaimana daya dukung lingkungan bisa menopang perkembangan kota ini," ujar Farhan.

Farhan juga menjelaskan karakter budaya yang unik di setiap wilayah Bandung. Menurutnya, Bandung Timur dikenal sebagai pusat ekspresi seni musik metal, dengan komunitas seperti Ujungberung Rebels dan Burgerkill. Sementara itu, Bandung Utara cenderung lebih terpengaruh budaya barat, Bandung Selatan lebih religius dan tradisional, sedangkan Bandung Barat memiliki budaya yang lebih berakulturasi, termasuk pengaruh budaya Tionghoa.

Pembangunan Kota Harus Berbasis Keimanan dan Harmoni

Dalam perspektif Farhan, pembangunan kota yang ideal tidak hanya mengandalkan kebijakan teknis, tetapi juga memperhitungkan faktor emosional dan spiritual.

"Membuat kebijakan publik jangan pernah mengesampingkan faktor emosi. Keimanan sangat penting, karena tanpa itu, kebijakan akan terasa kering dan sulit dijalankan dengan empati," tuturnya.

Ia menegaskan bahwa keimanan yang kuat akan menciptakan harmoni dalam masyarakat, dan dari harmonisasi ini akan lahir kreativitas serta inovasi yang mendorong kemajuan Kota Bandung.

"Kreativitas muncul dari kestabilan. Jika keimanan dan harmoni sudah terbangun, maka masyarakat akan lebih mudah melahirkan inovasi yang lebih maju," jelasnya.

Penanganan Sampah dengan Prinsip "Sampah Hari Ini Habis Hari Ini"

Salah satu fokus utama Farhan dalam kepemimpinannya adalah penyelesaian masalah sampah yang selama ini menjadi tantangan besar bagi Kota Bandung.

"Sampah ini bukan sekadar persoalan teknis, tapi juga emosional. Saya sering turun langsung ke TPS bermasalah untuk melihat kondisi di lapangan. Kita harus punya solusi konkret dan cepat," tegasnya.

Ia mengusulkan pendekatan baru dalam pengelolaan sampah dengan prinsip "Sampah Hari Ini Habis Hari Ini". Paradigma ini bertujuan agar tidak ada lagi penumpukan sampah yang mengganggu lingkungan.

"Kita harus mengubah kebiasaan. Sampah organik harus langsung diolah menjadi kompos, sementara sampah anorganik bisa dimanfaatkan sebagai RDF (Refuse-Derived Fuel). Intinya, sampah tidak boleh dibiarkan menumpuk," katanya.

Sebagai langkah nyata, Pemkot Bandung saat ini tengah bekerja sama dengan Institut Teknologi Bandung (ITB) untuk memperbaiki kawasan Cibangkong, sebagai bagian dari upaya perbaikan lingkungan dan pengentasan masalah sosial.

Bandung Utama: Visi Kota yang Unggul dan Berkelanjutan

Farhan mengakhiri pemaparannya dengan mengajak masyarakat berkontribusi dalam mewujudkan visi Bandung Utama, yang berfokus pada prinsip Unggul, Terbuka, Amanah, Maju, dan Agamis.

"Kota ini harus maju bersama. Tidak boleh ada yang tertinggal dalam pembangunan. Mudah-mudahan kita bisa membangun Bandung yang lebih baik dengan semangat inovasi, keimanan, dan kepedulian lingkungan," pungkasnya.**