Selasa, 2 Juli 2024 | 22:34 WIB
Slot Gacor Slot88 Slot Online https://wbcampa.org

Direktur Utama Pos Indonesia Paparkan Kepemimpinan Agil dalam Buku Terbaru

foto

JAKARTA, indoartnews.com - Dalam acara "Book Talk dan Ngopi Sore" yang berlangsung pada Rabu, 12 Juni 2024, di Pos Bloc, Pasar Baru, Jakarta, Direktur Utama Pos Indonesia, Faizal Rochmad Djoemadi, menyampaikan pandangan mendalamnya tentang kepemimpinan di tengah krisis. Acara tersebut membahas buku terbaru Faizal, Thriving on Turbulence: Agile Leadership untuk Sukses Melewati Disrupsi, yang merupakan refleksi dari pengalamannya memimpin Pos Indonesia selama pandemi.

"Saat memimpin di tengah krisis, segala keputusan adalah beta," kata Faizal, merujuk pada pendekatan yang selalu dinamis dan siap beradaptasi terhadap perubahan. Buku ini mengulas pengalaman Faizal dalam menghadapi tantangan ganda, baik eksternal maupun internal, yang dihadapi Pos Indonesia sejak ia diangkat sebagai Direktur Utama pada tahun 2020.

Pada masa itu, pandemi Covid-19 menghantam berbagai sektor industri, termasuk mitra-mitra Pos Indonesia yang mengalami kesulitan besar. Di sisi internal, Pos Indonesia menghadapi tiga masalah utama: penurunan performa finansial, penurunan daya saing bisnis, dan masalah kedisiplinan operasional.

"Performa finansial perusahaan melemah, revenue berada di titik nadir, dan daya saing bisnis merosot, terutama dalam jasa kurir dan logistik," jelas Faizal. Akibatnya, market share Pos Indonesia turun drastis, disertai dengan ketidakpuasan konsumen. Selain itu, disiplin operasional yang rendah memperparah kondisi perusahaan.

Dengan latar belakang yang kuat, termasuk posisi sebelumnya sebagai President Director TELIN Group dan Chief of Digital Business & Innovation Officer Telkom Indonesia, Faizal membawa pendekatan kepemimpinan yang berfokus pada agilitas. Buku ini menggarisbawahi lima aspek utama dari agile leadership: agile leadership, agile culture, agile digitalization, agile inno-collab, dan agile execution.

"Agile leadership menuntut pemimpin untuk bertindak cepat dan inovatif, mengambil keputusan yang tidak konvensional dan situasional," ujar Faizal. Ia menekankan bahwa setiap keputusan harus bersifat fleksibel, selalu siap diubah sesuai dengan dinamika situasi.

Dalam bukunya, Faizal menjelaskan pentingnya mengatasi "pain-point" perusahaan dengan fokus pada aksi konkret daripada visi jangka panjang. Prioritas pertama dalam masa krisis adalah menciptakan sense of crisis dan mengkomunikasikan kondisi kritis perusahaan kepada seluruh organisasi. Langkah kedua adalah membangun koalisi pemimpin yang solid, atau guiding coalition, yang bekerja sebagai super-team dengan sense of crisis yang sama.

"Soliditas antara BOD, komisaris, dan pemegang saham adalah kunci keberhasilan transformasi Pos Indonesia," tambah Faizal, yang juga alumni Teknik Elektro ITS 1986.

Pendekatan kepemimpinan Faizal terbukti efektif. Pos Indonesia tidak hanya berhasil melewati krisis, tetapi juga mampu bersaing dan memenangkan pasar. Saat ini, perusahaan menatap masa depan dengan optimis, berupaya menjadi perusahaan logistik kebanggaan nasional dan siap bertransformasi menjadi group holding.

Acara tersebut ditutup dengan sesi tanya jawab yang interaktif, memberikan para peserta wawasan langsung dari pengalaman dan strategi kepemimpinan Faizal dalam mengatasi krisis.**