Selasa, 3 Oktober 2023 | 15:17 WIB

Channel Guru Gembul Tuai Kritik Netizen, Ini Kata Pakar Komunikasi

foto

Guru Gembul

BANDUNG, indoartnews.com ~ Beberapa bulan terakhir Youtuber Guru Gembul menjadi perbincangan hangat di kalangan warganet,  pria berbadan besar, berkacamata itu pun mulai semakin tren di saluran YouTube. 

Dia terkenal lewat channel YouTube Guru Gembul, hampir setiap pekan ia rajin mengunggah video-video opini dari mulai masalah agama, gaya hidup hingga sains ia perbincangkan, bahkan hal-hal mendasar tentang term-term yang logika filsafat dia komentari.

Namun di saat yang sama tak sedikit orang-orang menganggap apa yang dikomentari Guru Gembul lewat channelnya tersebut, sebagai opini ngawur. 

Lebih jauh bahkan dituduh tak memiliki fondasi teoritis, apalagi Guru Gembul banyak beropini soal agama, terutama Islam.

Diantara yang sangat kontras menyerang opini-opini Guru Gembul adalah channel yang bernama hanif farhan, ia menganggap opini Guru Gembul terlalu ngawur dan cocokologi. 

Selain akun farhan hanif, ada juga yang kontra dengan opini Guru Gembul akun dengan nama zaka dan Ulil Albab Media.

Guru Gembul menilai kritik-kritik netizen yang dialamatkan kepadanya hanya sepihak dan kritik mereka tidak jelas.

“Diskusi yang sehat adalah diskusi yang saling mengkonfirmasi mereka mengatakan sepihak tanpa pernah bincang dengan saya padahal no kontak saya tersedia. jadi kita ga tahu siapa yg sebenernya ngawur,” kilahnya saat dihubungi, Sabtu 29 Oktober 2022. 

Channel Guru Gembul kerap melontarkan kritik kepada tokoh-tokoh publik yang secara akademikus mereka sudah mapan, seperti Ade Armando, Bossman Mardigu, dan Sejarawan Ridwan Saidi. 

Guru Gembul mengatakan yang dia kritik terhadap tokoh-tokoh tersebut hanya sejumlah pendapatnya, ia tetap hormat dan bangga kepada mereka.

“Saya tidak mengritik mereka baraya, saya mengkritik bagian kecil dari pendapatnya, saya menghormati semua,” katanya saat dihubungi lewat pesan WhatsApp Sabtu,29 Oktober 2022.

Sementara pakar komunikasi dari STIKOM Bandung Dr. Dedi Djamaluddin Malik menyoroti fenomena seorang yang kerap banyak mengomentari berbagai hal, bisa disebut wajar, jika hanya ingin ada eksistensi pengakuan publik.

“Motif seseorang yang kerap mengomentari banyak hal seakan serba tahu dilandasi social recognition motivies (motif pengakuan sosial) demi tujuan ingin diperhatikan dan diakui publik. Sampai disini wajar-wajar saja,” katanya saat diminta pendapatnya, Sabtu, 29 Oktober 2022.

Lebih jauh Dedi menjelaskan dalam komunikasi politik orang selalu cenderung suka terhadap komentar-komentar kontroversial, seperti menariknya para tokoh besar di Indonesia pada zamannya. Namun, lanjut Dedi untuk bisa ke level seperti itu perlu waktu yang pajang dan memiliki kredibilitas yang sangat mapan secara intelektual tidak instan.

“Dalam komunikasi politik, publik akan tertarik dengan isu-isu kontroversial sebagaimana menariknya gagasan-gagasan Cak Nur, Gus Dur dan Kang Jalal pada zamannya. Tapi untuk bisa seperti mereka, harus punya kredibilitas yang cukup panjang, tidak bisa tiba-tiba,” Jelas Dedi.

Saat disinggung mengenai reaksi publik, terhadap komentar-komentar yang dilontarkan Guru Gembul maupun sebaliknya, Dedi Djamaluddin Malik menilai jika polemik tersebut hanya reaktif saja, bukan polemik akademik yang serius, maka kritik-kritik tersebut hanya recehan.

“Juga apakah kontra argumen dari publik menjadi polemik panjang atau sekedar tanggapan reaktif. Kalo hanya reaktif, berarti pengusung ide cuma recehan.” Pungkasnya.

Popularitas Guru Gembul semakin terdongkrak setelah dirinya memenuhi undangan hadir di podcast saluran YouTube Deddy Corbuzier pada Selasa, 6 September 2022.

Dalam kesempatan tersebut, Guru Gembul secara leluasa berbincang dengan Deddy Corbuzier berbagai persoalan. Ragam opini pun oleh keduanya bicarakan, mulai dari masalah agama, sejarah, sains dan lain sejenisnya.**