BANDUNG, indoartnews.com ~ Pagi Senin, 29 Januari 2024, menjadi babak baru bagi Toto Suwarto (51) dan putrinya MA (17). Toto dengan haru mengantar MA menerima ijazah SMP di SMP Muhammadiyah 5 Kiaracondong, Kota Bandung. Namun, kisah ini tak hanya tentang kesuksesan akademis, melainkan tentang perjalanan panjang untuk mendapatkan ijazah yang nyaris terlewatkan.
MA, dengan rasa syukur, mengatakan, "punya sih legalisir ijazah SMP, tinggal sisa satu lembar lagi. Pihak SMK PPN Tanjungsari Sumedang selalu menanyakan ijazah asli SMP. Segera, ijazah asli ini akan saya perlihatkan ke SMK PPN Tanjungsari Sumedang," ungkapnya, menyoroti perhatian terhadap legalitas ijazah.
Rentetan peristiwa ini dimulai dari aksi aktivis sosial yang dipimpin oleh Furqan AMC pada 17 Januari 2024, di Gedung Sate Kota Bandung, yang menuntut pelepasan 414 kasus penahanan ijazah di Jawa Barat. Redaksi memantau dengan seksama rilis atau pelepasan ijazah yang tertunda, termasuk kasus keluarga Suwarto.
Toto menceritakan berkat kebaikan Kepala Sekolah SMAN 16 Kota Bandung, Eha Julaeha, yang meskipun bukan di masa kepemimpinannya, memberikan ijazah kepada anak sulungnya, SET. "Ibu Eha juga memberikan semacam santunan untuk memperlancar urusan administrasi anak saya di SMP ini," ungkap Toto dengan mata berkaca-kaca.
Tantangan ekonomi sejak 2021, ditambah dampak pandemi COVID-19, memaksa keluarga Suwarto untuk pindah dari Kiaracondong, Kota Bandung ke Desa Cigembong, Pamulihan, Kabupaten Sumedang.
Abah Landoeng (99), seorang sesepuh Jawa Barat, merasa gembira melihat kelancaran perjuangan keluarga Suwarto dalam memperoleh ijazah anak-anaknya. "Saya harap kasus ini menjadi dorongan bagi sekolah lain untuk segera merilis ijazah yang mungkin masih terselip di laci sekolah," kata Abah Landoeng melalui selulernya.
Sementara, Komarudin, operator sekolah SMP Muhammadiyah 5 Kiaracondong, mengakui, masih ada beberapa ijazah yang belum diambil oleh siswa.
"Melalui kejadian ini, kami menghimbau kepada semua alumni dan orang tua untuk segera mengambilnya. Tanpa syarat apapun, datanglah dan silahkan ambil saja ke sekolah," pungkas Komarudin, menekankan urgensi pengambilan ijazah yang masih terpendam.**