BANDUNG, indoartnews.com - Komisi Pemilihan Umum (KPU) Kota Bandung bersinergi dengan Persatuan Wartawan Indonesia (PWI) Pokja Kota Bandung mengadakan Sosialisasi Pendidikan Pemilih sebagai bagian dari persiapan menyambut Pemilihan Umum (Pemilu) 2024.
Sebanyak 30 wartawan yang tergabung dalam PWI Pokja Kota Bandung hadir dalam acara yang berlangsung di Aula PWI Jawa Barat, Jalan Wartawan Kota Bandung, Rabu (22/11/2023).
Pembukaan acara dilakukan oleh Anggota Komisioner KPU Kota Bandung, Cepi Adi Setiadi, S.Psi.I., M.Ud., juga dihadiri Ketua PWI Pokja Kota Bandung, H. Hardiyansyah, SH, yang diwakili oleh Sekretaris PWI Pokja Kota Bandung, Zaenal Ihsan, S.Sos.
Mantan Komisioner Bawaslu Kota Bandung Mahali S.Pd dan Praktisi Hukum, juga Ketua Bidang Advokasi PWI Pokja Kota Bandung, Asep Budi, SE., SH., MH., CTL., CLA, turut hadir menjadi narasumber dalam Sosialisasi Pendidikan Pemilih.
Dalam sambutannya, Anggota Komisioner Kota Bandung Cepi Adi Setiadi mengemukakan, sosialisasi ini dilakukan sebagai bagian dari langkah KPU Kota Bandung untuk menciptakan Pemilu 2024 yang bermutu, dengan moto 'Pemilih Cerdas, Pemilu Berkualitas'.
Pemilu 2024 akan melibatkan pemilih dalam Pemilihan Presiden (Pilpres) dan Pemilihan Legislatif (Pileg), dengan partisipasi 800 calon legislatif (caleg) DPRD Kota Bandung.
Cepi Adi mencatat, partisipasi pemilih di Kota Bandung pada Pemilu 2019 mencapai 87% dan KPU Kota Bandung menargetkan partisipasi sebesar 90% pada Pemilu 2024.
Mahali, mantan penyelenggara pemilu, mengingatkan bahwa Indonesia menjalankan demokrasi pancasila dengan prinsip LUBER (Langsung, Umum, Bebas, dan Rahasia) menuju Pemilu yang jujur dan adil.
Ia menyoroti pentingnya dukungan lima unsur utama dalam pemilu, termasuk anggaran yang optimal, penyelenggara pemilu yang kompeten, peserta pemilu yang berkualitas, pemilih yang cerdas, dan payung hukum yang baik.
Sementara, Asep Budi menekankan peran pers atau wartawan sebagai faktor penting dalam penyelenggaraan dan hasil pemilu yang berkualitas. Pers memiliki tanggung jawab untuk memberikan informasi seimbang dan objektif kepada masyarakat, membantu mereka membuat pilihan yang informasional.
Menurutnya, wartawan harus menjunjung tinggi aturan pemberitaan yang mencakup kedua sisi berita. Dalam konteks Pemilu, media harus netral dan independen, menjunjung tinggi prinsip jurnalisme profesional dan etika.
Asep Budi juga menekankan pentingnya media dalam menyajikan informasi edukatif tentang Pemilu, membantu masyarakat memahami proses dan memilih secara bijak. Dalam era disrupsi informasi melalui media sosial, media diharapkan dapat menjadi penangkal informasi palsu atau hoaks.
Diakhir, Asep Budi mengingatkan wartawan untuk mematuhi Kode Etik Jurnalistik (KEJ) selama mengawal pelaksanaan Pemilu, karena pers adalah salah satu pilar demokrasi.**