Kamis, 28 Maret 2024 | 15:00 WIB
Slot Gacor Slot88 Slot Online https://wbcampa.org

Masyarakat Tidak Perlu Panik Keterisian BOR Penderita Covid-19

foto

Dr. Irfan Afriandi, pakar ilmu kesehatan masyarakat Universitas Padjadjaran (Unpad) Bandung.

BANDUNG, indoartnews.com ~ Dr. Irfan Afriandi, pakar ilmu kesehatan masyarakat Universitas Padjadjaran (Unpad) menghimbau masyarakat tak perlu panik dengan adanya informasi tingkat keterisian tempat tidur (Bed Occupancy Rate/BOR) rumah sakit (RS) di Kota Bandung yang mendekati angka 80%.

Menurut Dr. Irvan, keterisian tempat tidur RS di Kota Bandung untuk seluruh kategori kasus Covid-19 telah mencapai 78% dan untuk kasus Covid-19 di ruang ICU bertekanan negatif yang dilengkapi dengan ventilator telah mencapai 81%.

"Karena itu, kata Dr. Irvan, wajar ketika banyak kasus yang memerlukan perawatan RS dari luar kota Bandung akhirnya dirujuk ke berbagai RS di Kota Bandung," jelas Irvan di gedung RSP Unpad Jl. Prof. Eyckman Rabu (9/6-2021). Irvan menjelaskan, ini menunjukkan, Kota Bandung berperan penting menyangga perawatan kasus-kasus Covid-19 di wilayah aglomerasi Bandung Raya.

Selain itu katanya, transmisi atau penularan Covid-19 terjadi akibat interaksi antar manusia dalam jarak dekat yang tidak dilindungi oleh perilaku penggunaan masker dan mencuci tangan secara efektif. 

Ia menuturkan proses transmisi Covid-19 tidak mengenal batas administrasi kewilayahan atau pun kependudukan seseorang, sepanjang terjadi interaksi antar penduduk yang tidak mematuhi protokol pencegahan penularan Covid-19.

Dijelaskannya, sebagai ibu kota Jawa Barat dengan aktivitas ekonomi dan sosial serta jumlah penduduk yang relatif lebih besar, wajar jika jumlah rumah sakit dan jumlah tempat tidur perawatan di Kota Bandung lebih besar dibanding wilayah lainnya. "Dengan begitu, kata Dr. Irvan, tempat tidur perawatan Covid-19 di Kota Bandung pun dapat diisi penduduk yang berasal dari wilayah lain. Untuk itu, kita patut bersyukur Kota Bandung bisa menampung pasien dari daerah lain. Tetapi jangan jadi disinsentif untuk Kota Bandung".

Ia menekankan, karena itu Kota Bandung jangan dinilai gagal mengendalikan penularan. Ini bisa dikaji pasien-pasien yang dirawat di rumah sakit-rumah sakit dari daerah mana saja. "Jika yang sakit tertangani di rumah sakit, masyarakat kan aman," katanya.

Dipaparkannya pula, jika secara keseluruhan BOR tempat perawatan di wilayah aglomerasi Bandung Raya terus meningkat, perlu diantisipasi dengan koordinasi antar wilayah aglomerasi.**

Editor : H. Eddy D