Minggu, 26 Januari 2025 | 12:38 WIB

Debat Pilwalkot Bandung Memanas, Erwin Terprovokasi Ucapan Pendukung Paslon Lain

foto

BANDUNG, indoartnews.com ~ Situasi debat publik terakhir Pemilihan Wali Kota Bandung 2024 yang berlangsung di Grand Ballroom Trans Luxury Hotel, Jalan Gatot Subroto, Selasa (19/11/2024), memanas saat calon Wakil Wali Kota Bandung nomor urut 3, Erwin, terpancing emosi. Ia terprovokasi oleh ucapan pendukung pasangan calon nomor urut 1, hingga melontarkan kata "paeh" (Bahasa Sunda kasar untuk "meninggal").

Saat menanggapi mekanisme Program Universal Health Coverage (UHC), Erwin menyampaikan bahwa sistem saat ini memungkinkan pasien mendapatkan layanan dengan menunjukkan KTP. Namun, ia mengungkapkan kalimat yang dianggap kurang pantas.

"Kalau sudah mau paeh, bisa langsung masuk IGD rumah sakit dengan menunjukkan KTP melalui SKTM atau kartu keluarga," ujar Erwin.

Ucapan tersebut langsung menuai kritik dari berbagai pihak, termasuk dari pasangan calonnya sendiri, Muhammad Farhan, yang meminta maaf atas kejadian tersebut.

"Mohon maaf, wakil saya terprovokasi sehingga ada kata kasar yang seharusnya tidak diucapkan. Sebaiknya digunakan istilah 'meninggal dunia,'" ujar Farhan.

Fokus Paslon Lain: Perbaikan Mekanisme UHC

Momen kontroversial ini dimanfaatkan oleh pasangan calon lain untuk menyoroti visi mereka terkait perbaikan layanan kesehatan di Kota Bandung. Calon Wali Kota nomor urut 2, Haru Suandharu, menegaskan bahwa program UHC harus lebih sederhana dan mudah diakses.

"Program kami cukup dengan menunjukkan KTP sebagai kartu sakti untuk mendapatkan layanan UHC, bahkan bagi yang tidak terdaftar BPJS. Kami konsisten untuk menyederhanakan mekanisme ini," ungkap Haru.

Dhani Wirianata, calon Wakil Wali Kota dari pasangan HD (Haru-Dhani), menambahkan bahwa selain mempermudah mekanisme, mereka juga akan memperkuat layanan kesehatan di puskesmas. Menurutnya, jam operasional puskesmas perlu diperpanjang agar lebih optimal melayani masyarakat.

"Puskesmas harus memastikan pelayanan maksimal. Jangan sampai jam operasional terlalu pendek sehingga masyarakat kesulitan mendapatkan akses kesehatan," kata Dhani.

Pasangan HD menegaskan bahwa langkah tersebut bertujuan untuk memastikan masyarakat Bandung mendapatkan layanan kesehatan yang cepat dan tepat, tanpa birokrasi berbelit yang dapat menghambat penanganan medis.

Komitmen Perbaikan Layanan Kesehatan

Debat ini menyoroti bagaimana masing-masing pasangan calon menawarkan solusi terhadap tantangan layanan kesehatan di Bandung. Baik pasangan nomor 2 maupun 3 sepakat bahwa layanan kesehatan harus lebih mudah diakses. Namun, insiden emosional yang terjadi menjadi sorotan negatif yang diharapkan tidak memengaruhi fokus masyarakat dalam memilih pemimpin terbaik.**