Minggu, 27 Oktober 2024 | 07:17 WIB

Kondisi Kritis TPA Sarimukti Pemkot Bandung Mencari Solusi

foto

BANDUNG, indoartnews.com ~ Dengan kondisi kritis TPA Sarimukti Pemerintah Kota (Pemkot) Bandung terus mencari solusi dengan upaya mengintensifkan upaya mengatasi krisis sampah yang semakin mendesak. Karena diduga TPA itu hanya mampu beroperasi hingga Maret 2025.

Sekretaris Dinas Lingkungan Hidup (DLH) Kota Bandung Sopyan Hernadi menjelaskan, Pemkot telah menyiapkan sejumlah langkah untuk mengurangi sejumlah langkah untuk mengurangi beban TPA Sarimukti.

"Kami menghadapi situasi yang sangat penting dan berbagai strategi sudah kami rancang untuk periode Oktober hingga November 2024. Termasuk optimalisasi fasilitas pengolahan sampah dj tingkat Kelurahan dan TPS, " ucap Sopyan saat Rapat Koordinasi bersama Satgas Sampah Provinsi Jawa Barat di ruang tengah Balai Kota Bandung, Selasa (8/10/2024).

Sebelumnya pada Rapat Koordinasi di Gedung Sate pada 3 Oktober 2024,Sekretaris Daerah Provinsi Jawa Barat dan para kepala Daerah di wilayah Bandung Raya sepakat mengurangi jumlah ritase pengangkutan sampah dari Kota Bandung menuju TPA Sarimukti. Targetnya, ritase yang semula 172 rit per hari harus dikurangi menjadi 140 rit per hari mulai 1 Desember 2024.

Sementara, Satgas Pengelolaan Sampah Bandung Raya/Satgas Provinsi (Bapenda Provinsi Jawa Barat), Dedi Mulyadi yang turut menangani krisis ini menyatakan permintaan maaf terkait penundaan perluasan TPA Sarimukti. Menurut jadwal, katanya, rencana perluasan baru dimulai pertengahan 2025.

TPA Sarimukti kini telah kelebihan kapasitas hingga 1200 persen dan usianya diprediksi akan habis pada 8 November 2024. Jika ini terjadi kami harus membuang sampah ke tempat lain," ucap Dedi.

Disebutkannya pula kontrol pengelolaan sampah di TPA Sarimukti masih sangat konvensional dan manual sehingga jumlah ritase sampah dari Kota Bandung yang sebenarnya lebih dari 172 rit per hari bisa melebihi perkiraan.

" Diduga jumlah sebenarnya bisa mencapai 200 rit yang kemungkinan berasal dari sumber luat Kota Bandung atau oknum yang mengatasnamakan Kota Bandung," ungkap Dedi.

Ia berharap Kota Bandung dapat membantu penerapan sistem aplikasi pengelolaan sampah dari rumah tangga hingga TPA Sarimukti agar proses pengelolaannya dapat dipantai secara transparan. **

Editor : H. Eddy D