Senin, 2 Desember 2024 | 22:29 WIB

Suara Anak Berkumandang: Inovasi Panca Sora dalam Perencanaan Pembangunan Kota Bandung

foto

BANDUNG, indoartnews.com ~ Pemerintah Kota (Pemkot) Bandung menegaskan komitmennya untuk melibatkan partisipasi anak dalam proses perencanaan pembangunan yang lebih inklusif, sejalan dengan lima klaster dalam Konvensi Hak Anak.

Dalam upaya ini, Pemkot Bandung menggelar Pertunjukan Anak Panca Sora di Saung Angklung Udjo pada Minggu, 3 Maret 2024. Acara tersebut bertujuan untuk menyerap aspirasi anak melalui pertunjukkan seni dan budaya, sebagai bagian dari partisipasi mereka dalam proses perencanaan pembangunan Kota Bandung.

Menurut Pj Wali Kota Bandung, Bambang Tirtoyuliono, perlindungan dan pemberdayaan anak telah menjadi prioritas dalam Rencana Pembangunan Jangka Panjang (RPJP) Kota Bandung. Sejak dua tahun lalu, suara anak telah secara konvensional dilibatkan dalam proses perencanaan pembangunan melalui musyawarah rencana pembangunan (musrenbang) tingkat kota.

Tahun ini, Pemkot Bandung menghadirkan inovasi dengan merangkum pelibatan anak dalam perencanaan pembangunan melalui pertunjukan seni budaya yang disebut Panca Sora. Model penyampaian suara anak melalui seni budaya ini diharapkan dapat memberikan nilai tambah yang lebih berarti.

Aspirasi yang diungkapkan dalam Panca Sora akan menjadi bahan masukan pada Musrenbang Rencana Kerja Pembangunan Daerah (RKPD) tahun 2025. Ini menjadi momentum penting untuk mengaktualisasikan ekspresi dan aspirasi anak dalam perencanaan pembangunan kota Bandung.

Deputi Bidang Pemenuhan Hak Anak Kementerian Perlindungan Perempuan dan Anak RI, Pribudiarta Nur Sitepu, memberikan apresiasi tinggi terhadap inovasi Panca Sora yang diinisiasi oleh Pemkot Bandung. Dia menekankan pentingnya mendengarkan suara anak dalam perencanaan pembangunan, mengingat 30 persen populasi Indonesia adalah anak.

CEO Save the Children Indonesia, Desy Kurwiyati Ukar, menegaskan, setiap anak memiliki hak untuk menentukan masa depannya dan harus dilibatkan dalam proses pengambilan keputusan yang berkaitan dengan dirinya. Dia berharap program ini dapat diadopsi oleh pemerintah pusat dan daerah sebagai bentuk partisipasi anak dalam perencanaan pembangunan yang lebih inklusif.

Kolaborasi antara Pemkot Bandung dengan berbagai pihak seperti Kementerian PPPA RI, Mobile Arts for Peace (MAP) - Lincoln University, Save the Children Indonesia, King College London, dan Saung Angklung Udjo menjadi tonggak penting dalam penyelenggaraan pertunjukan seni dan budaya ini. Panca Sora berhasil menggambarkan keresahan dan harapan anak-anak di Kota Bandung sehubungan dengan lima klaster dalam Konvensi Hak Anak, melalui berbagai bentuk karya seni budaya. 

Dengan demikian, kegiatan ini menjadi contoh nyata pendekatan baru dalam partisipasi anak dalam perencanaan pembangunan yang lebih ramah anak, yang belum pernah ada sebelumnya di Indonesia.**