KOMISI Luncurkan Sertifikasi untuk Tingkatkan Kompetensi Sales Leader di Era Digital

Elly Susanto | 13 February 2025 22:20:16

()

JAKARTA, indoartnews.com - Komunitas Sales Indonesia (KOMISI) Rabu (12/2/2025), menggelar acara "Sales Transformation" di Hotel Ibis Styles Sunter, Jakarta, sebagai langkah strategis dalam meningkatkan kompetensi sales leader menghadapi perubahan bisnis di era digital.

Acara ini menghadirkan berbagai pemateri yang membahas tantangan kepemimpinan di dunia penjualan, pentingnya pemanfaatan teknologi, serta strategi transformasional dalam membangun tim sales yang solid.

Tantangan Sales Leader di Era Digital

Sekar Tyas Nareswari, pengurus divisi vokasi KOMISI Pusat sekaligus Sales Manager di Azko, membuka acara dengan sesi perkenalan interaktif. Ia mendorong peserta untuk memperkenalkan diri dengan cara yang kreatif sambil menerapkan teknik soft selling.

"Silakan memperkenalkan diri, ada 30 peserta di sini. Boleh juga sambil soft selling tanpa ketahuan. Siapa tahu tambahan omzet berasal dari teman kanan kiri depan belakang kita," ujarnya yang disambut tawa peserta.

Sementara itu, Ketua KOMISI Pusat Indra Hadiwidjaja menyoroti dampak otomatisasi, kecerdasan buatan (AI), dan machine learning terhadap industri penjualan.

"Bisnis saat ini bergerak cepat. Sales leader perlu memahami cara memberikan instruksi yang tepat kepada AI agar mendapatkan informasi yang relevan dan membantu pekerjaan mereka," jelas Indra, yang juga praktisi sales di industri asuransi jiwa. Ia juga menyoroti tantangan kepemimpinan dalam tim lintas generasi.

"Sering kali, sales leader lebih sulit menghadapi anak buah dibandingkan menghadapi customer. Banyak yang diangkat menjadi manajer karena pencapaian individu mereka, tetapi membimbing tim agar bisa mencapai target serupa adalah tantangan yang lebih besar," tambahnya.

Gaya Kepemimpinan Transformasional

Dedy Budiman, M.Pd., pendiri KOMISI dan Champion Sales Trainer Derap Dinamis, mengangkat pentingnya kepemimpinan transformasional dibandingkan transaksional.

"Seorang pemimpin yang mampu menginspirasi tim dengan visi yang kuat serta memberikan dukungan personal akan lebih efektif dibandingkan pemimpin yang hanya mengandalkan sistem reward dan punishment," ujar Dedy, yang saat ini tengah menempuh studi doktoral dengan fokus riset di bidang sales.

Ia juga memperkenalkan metode GROW (Goal, Reality, Options, Will) untuk coaching yang lebih efektif, serta pemanfaatan model DISC (Dominan, Intim, Stabil, Cermat) dalam memahami kepribadian tim.

"Kita juga perlu memahami lima bahasa apresiasi di tempat kerja, yang bisa disingkat sebagai KAWAH PERSIK: Kata-kata penguat, Waktu, Hadiah, Pelayanan, dan Sentuhan Fisik. Pemahaman ini penting untuk memotivasi tim," jelasnya.

Dedy menambahkan bahwa AI seperti ChatGPT atau DeepSeek bisa dimanfaatkan untuk menyusun pertanyaan yang tepat dalam sesi coaching.

Implementasi di Lapangan

Usai sesi materi, peserta dibagi ke dalam kelompok untuk berdiskusi dan menerapkan konsep yang telah dipelajari. Mereka juga diberi tugas yang harus dipraktikkan bersama tim masing-masing, dengan pemantauan dari pengurus KOMISI melalui grup WhatsApp.

Acara ditutup dengan sesi foto bersama dan pemberian buku "Berani Jualan" kepada kelompok peserta paling aktif.

"Harapan kami, ilmu yang diperoleh hari ini dapat langsung diterapkan dalam pekerjaan sehari-hari dan membawa kesuksesan bagi kita semua," pungkas Sekar, yang juga founder Takon Pakar Edutainment.**