Elly Susanto | 25 November 2024 09:23:57
()
BANDUNG, indoartnews.com ~ Institut Seni Budaya Indonesia (ISBI) Bandung kembali dipercaya menjadi tuan rumah festival internasional bertajuk "Festival Seni Budaya ASEAN 2024", yang berlangsung pada 23-25 November 2024 di Gedung Kesenian Sunan Ambu, Jalan Buah Batu, Kota Bandung. Festival ini melibatkan kolaborasi seni dan budaya dari empat negara, yaitu Indonesia, Malaysia, Singapura, dan Bangladesh.
Festival ini menyuguhkan beragam kegiatan, seperti seni tari, seni karawitan, seni teater, hingga diskusi seni budaya. Pada pembukaan, ISBI Bandung menampilkan "Tari Rampak Kendang," karya yang terinspirasi dari alat musik tradisional kendang, sebagai simbol penyambutan dan penghormatan terhadap para delegasi.
Pernyataan Rektor ISBI Bandung Rektor ISBI Bandung, Dr. Retno Dwimarwati, S. Sen., M. Hum., menyampaikan apresiasinya kepada para peserta dari berbagai negara yang hadir. Dalam sambutannya, ia menyebut festival ini sebagai kelanjutan dari Pesta Seni Budaya Asia Tenggara yang telah diinisiasi ISBI pada tahun 2023.
"Kami sangat senang dapat kembali menjadi tuan rumah. Festival ini bukan hanya tentang seni, tetapi juga tentang kolaborasi lintas budaya dan pendidikan yang memperkuat jejaring seni pertunjukan di Asia Tenggara," ujar Dr. Retno Dwimarwati.
Ia juga menekankan pentingnya pertukaran budaya untuk mengembangkan pemahaman yang lebih luas tentang seni sekaligus menciptakan hubungan antarbangsa yang lebih erat. “Semoga acara ini menjadi momentum untuk membangun kerja sama yang produktif dan berkelanjutan di masa depan,” tambahnya.
Penampilan Unggulan dari Indonesia dan Negara Tetangga Festival ini menghadirkan sejumlah penampilan unggulan, baik dari ISBI Bandung maupun delegasi negara lain. Beberapa karya seni yang ditampilkan oleh ISBI Bandung meliputi:
1. Tari "Joged Runggien" Sebuah karya yang menggambarkan suasana gembira dan semangat para penari ronggeng saat menghibur penggemar mereka.
2. Musik "Tatabeuhan dina Karawitan Sunda" Menampilkan keindahan estetika musik tradisional Sunda yang menggambarkan ekspresi musikal dari aspek karawitan mandiri dan fungsional.
3. Monolog "Balada Sumarah" Karya Tentrem Lestari yang mengisahkan perjuangan seorang perempuan menghadapi diskriminasi dan ketidakadilan.
Dari negara tetangga, beberapa karya seni yang ditampilkan di antaranya:
Tari "Inang ya Maulay" dan "Joged Kasih Si Die" oleh Sekolah Seni Malaysia Johor.
Gerak Teater "Manusia Raja" dari Johor, Malaysia, yang menggambarkan konflik batin seorang tokoh akibat hasutan jahat.
Musik karya Saleh Buang dari Singapura, yang memukau dengan komposisi tradisionalnya.
Diskusi dan Workshop Kolaborasi Selain pertunjukan seni, festival ini juga menggelar diskusi dan workshop seni dari para ahli, termasuk Lutfa Mahmuda dari Bangladesh, Saleh Buang dari Singapura, dan Dr. Alfian Siagian dari Indonesia. Kegiatan ini diikuti oleh mahasiswa dari berbagai jurusan seni, seperti tari, karawitan, teater, dan seni rupa.
Pementasan Penutup: "Haji Bakhil" Malam penutupan festival dimeriahkan oleh kolaborasi teater "Haji Bakhil," yang merupakan adaptasi dari komedi klasik "L’Avare" karya Molière. Pementasan ini mengisahkan tokoh Haji Zainal, seorang lelaki kaya yang terobsesi dengan hartanya hingga mengorbankan kebahagiaan keluarganya. Dengan gaya satir, lakon ini menyampaikan pesan moral tentang bahaya keserakahan yang relevan hingga masa kini.
Membangun Kolaborasi Antarbangsa
Festival Seni Budaya ASEAN 2024 tidak hanya menjadi ajang pertunjukan seni, tetapi juga wadah untuk mempererat hubungan antarnegara melalui seni dan budaya. ISBI Bandung berharap kegiatan ini dapat terus berkembang sebagai platform tahunan yang produktif dan bermanfaat bagi pelaku seni di kawasan Asia Tenggara.**